Koleksi Video Galeri Niniak Mamak : Revitalisasi Kesenian Yang Hampir Punah-Sampelong (Talang Maua, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat)

Sumatera Barat sangat banyak menghasilkan pemikiran kebudayaan dan kesenian yang di wariskan secara turun temurun sampai saat ini. Bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman, namun secara perlahan sudah mulai terjadi perubahan dan berangsur jarang ditengah masyarakatnya. Dari banyak hasil warisan budaya dan kesenian para pendahulu merupakan warisan budaya yang bernilai tinggi, namun tidak semuanya terpelihara dengan baik, kelemahan dan kekurangan serta perubahan generasi pewaris saat ini banyak hasil karya nenek moyang kita yang akan hilang tidak diketahui rimbanya. Atas pemikiran di atas, diperlukan sebuah usaha yang pasti untuk menjaga, menumbuhkan serta mengembangkan kembali. Melalui Kegiatan Revitalisasi Kesenian Yang Hampir Punah adalah sebuah kegiatan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat sebagai upaya untuk menjaga, menumbuhkan serta mengembangkan kembali kebudayaan dan kesenian langka/hampir punah melalui pendokumentasian yang ada di 19 kabupaten kota se- Sumatera Barat.

Sampelong adalah salah satu alat musik tradisinal Minangkabau yang sudah hampir punah yang berasal dari Nagari Talang Maua, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat. Kesenian tradisional sampelong ini tak jauh berbeda dengan kesenian tradisional saluang, keduanya merupakan bentuk kesenian tradisional berupa pengucapan syair atau pantun khas daerah Minangkabau yang diiringi alat musik terbuat dari bambu. Sampelong mempunyai panjang 40 – 50 cm, selain itu diameter bambu yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan saluang, empat lubang dibatang buluhnya tidak semuanya digunakan hanya tiga yang berfungsi satu lubangnya lagi hanya berfungsi sebagai improvisasi. Kesenian sampelong telah berkembang di Kabupaten Lima Puluh Kota pada zaman Pra sejarah dan pra Hindu. Irama sampelong merupakan alat musik tiup yang tua di Minangkabau yang sudah ada sebelum Islam masuk ke daerah ini. Irama sampelong yang ada sekarang sudah lebih banyak di dapati dalam seni pertunjukan yang bertujuan sebagai hiburan. Tukang sampelong dan pendendangnya tidak lagi menggunakan sampelong sebagai suatu kegiatan ritual magis, melainkan sebagai kesenian yang berorientasi artistik, musikal dan pertunjukan.

Munculnya sampelong dalam fungsi yang baru, membuat masyarakat menyadari bahwa keberadaan sampelong mempu menghadirkan kesenian yang unik sebagai suatu pencapaian manifestasi budaya musik orang Minangkabau. Sosok yang dikenal dalam pelestarian Sampelong sebagai salah satu alat musik dan kesenian tradisi Minangkabau yaitu Tuen Islamidar. Beliau dikenal sebagai seniman tradisional yang telah memberikan konribusi kreatif terhadap perkembangan kesenian terutama seni musik yang berakar dari budaya Minangkabau. Peran penting Islamidar adalah melepaskan sampelong dari tradisi mistik menjadi musik hiburan yang menyenangkan. Dalam dokumentasi ini Islamidar bersedia meluangkan waktu menceritakan tentang Sampelong dan perjalanannya melestarikan Kesenian tradisi utamanya Sampelong. Menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga, menumbuhkan serta mengembangkan kembali kebudayaan dan kesenian yang bernilai tinggi warisan nenek moyang. Mari Dunsanak Kasadonyo "Niaiak Hati ka Pangkalan Singgah Sabanta Ka Tanjuang Haro Kebudayaan paralu dilestarikan Tanggung jawab basamo untuak manjago" Sumber

Referensi : 1. Putri, Anisa (2011) Islamidar Seorang Seniman Musik Tradisional Minangkabau. Skripsi, Universitas Andalas

Pada youtube dapat diakses di link : https://www.youtube.com/watch?v=DEnc_MzuuyE